|
Posted: 10 Mar 2013 10:00 AM PDT
Senin, 11 Maret 2013
Baca: 1 Tesalonika 5:12-22
Mengucap syukurlah dalam segala hal. —1 Tesalonika 5:18
Putri saya alergi terhadap kacang. Tingkat sensitivitasnya sedemikian akut sehingga memakan secuil biji kacang saja dapat mengancam keselamatan nyawanya. Oleh karena itu, kami memeriksa setiap label kotak makanan dengan teliti. Kami membawa alat suntik yang sudah terisi obat (untuk mengobati reaksi alergi) ke mana pun kami pergi. Dan pada saat makan di luar, biasanya kami menelepon dahulu dan bertanya kepada pelayan yang bertugas tentang kandungan menu makanan restoran tersebut.
Meski sudah melakukan segala pencegahan ini, saya masih merasa khawatir—untuk keselamatannya baik sekarang maupun untuk masa mendatang. Dalam situasi seperti ini saya merasa tidak mudah untuk mengucap syukur. Namun firman Tuhan menantang saya untuk: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1Tes. 5:18). Tak ada pilihan lain. Allah menghendaki kita untuk berdoa dengan ucapan syukur ketika menghadapi masa depan yang tak pasti, ketika sedang patah hati, dan ketika masa kekurangan menimpa.
Ketika kita berada dalam kesusahan, memang sulit rasanya untuk mengucap syukur, tetapi itu tidaklah mustahil. Daniel “berdoa dan memuji Allahnya” (Dan. 6:10) ketika tahu bahwa hidupnya ada dalam bahaya. Yunus berseru “dengan ucapan syukur” (Yun. 2:9) ketika berada di perut seekor ikan besar! Teladan-teladan ini, ditambah dengan janji Allah bahwa Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita dan untuk kemuliaan-Nya (Rm. 8:28), dapat mengilhami kita untuk bersyukur dalam segala hal. —JBS
Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak terperi,
Syukur atas awan hitam dan mentari berseri. Syukur atas suka-duka yang Kau beri tiap saat; Dan firman-Mulah pelita agar kami tak sesat. —Hultman (Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 133)
Dalam segala situasi, kita bisa bersyukur bahwa Allah tak pernah meninggalkan kita sendiri
Devosi pada pagi hari ini sangat sesuai dengan situasi yang saya alami hari ini. Kemarin subuh iaitu jam 3 lebih pagi, saya telah menyiapkan tugasan yang saya perlu hantar hari ini. setelah siap menulis refleksi, saya pun membuka words yang lain dari folder tahun lalu untuk mencari jadual pelaksanaan tugas. oleh kerana terlalu banyak words yang telah saya buka maka saya dengan tidak berhati-hati mengklik "close" butang x berwarna merah di sudut sebelah kanan. setelah beberapa minit, saya cari cari words tugasan saya, dan semakin risau kerana tidak melihat. saya mengambil beberapa minit untuk mencari di mana tugasan itu. ternyata saya telah terpadam tugasan itu . waktu sudah menunjukkan jam 3 lebih pagi pada waktu itu. lalu, saya berfikir, saya masih punya masa sehingga matahari terbit untuk menyiapkan. saya mengambil keputusan untuk membuat kembali tugasan saya tersebut. sambil tersenyum saya membuat tugasan kerana memikirkan betapa bodohnya saya kerana tidak berhati-hati untuk menjaga hasil tugasan yang telah saya usahakan dan di akhir-akhir masa pula saya perlu menyiapkannnya kembali.
saya tidak bersungut-sungut pada waktu itu, tidak menangis kerana saya yakin Tuhan menyertai saya dan tidak membiarkan saya. di saat kawan-kawan yang lain sudah mulai tidur kerana sudah siap tugasan saya masih berusaha di depan laptop.
semasa saya menaip tugasan saya itu, saya terdengar suara berbicara secara langsung dengan saya dan sangat jelas sehingga membuatkan saya terdiam.. suara itu menanyakan saya 2 buah soalan.. soalan yang pertama, "manakah yang lebih penting.. menyiapkan tugasan atau tidur?" pada saat itu.. hati saya menjawab.. tugasan. kerana saya sangat perlu menyiapkan tugasan dengan waktu yang sangat singkat atas kelalaian saya sendiri. Lalu suara itu berbicara lagi, "manakah yang lebih penting.. berdoa atau tidur?".. saya terus terdiam... lalu suara itu meneruskan lagi kata-kata.. bagaimana perasaan kau pada saat ini untuk menyiapkan tugasan begitu juga sepatutnya perasaan kau untuk berdoa. lalu saya terus mencatat teguran ini di buku saya dan merenungkan bahawa Tuhan telah menegur saya melalui Roh Kudus Nya...saya bersyukur kerana saya berjaya juga akhirnya menyiapkan tugasan saya dan menghantar tugasan itu pada jam 2 petang td. satu hal lagi yang dapat saya pelajari melalui apa yang saya alami iaitu terpadam tugasan, saya belajar bahawa saya tidak boleh hidup sambil lewa di dunia ini.. sia sialah sahaja perjuangan yang telah saya ikuti dalam pelayanan sekiranya pada akhirnya sekiranya nama saya tidak tersenarai dalam buku kehidupan. Haleluyah! mesej Tuhan sangat jelas pada hari ini. saya harus terus percaya kepada Tuhan dengan segenap hati. Hidup untuk Yesus kerana Dia telah mati di kayu salib untuk menebus hidup saya. :) |
|
Posted: 06 Mar 2013 09:00 AM PST
Kamis, 7 Maret 2013
Baca: Filipi 4:10-20
Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. —Filipi 4:19
Ketika sekawanan kupu-kupu menetas di Frederik Meijer Gardens di Grand Rapids, Michigan, mereka menetas di dalam suatu taman tropis yang telah disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Suhunya sempurna. Kelembabannya sempurna. Makanannya mengandung komposisi kalori dan gizi yang seimbang untuk menjaga mereka tetap sehat. Mereka tak perlu terbang ke tempat lain. Namun tetap saja ada sejumlah kupu-kupu yang melihat indahnya langit biru di luar ruang kaca, kemudian menghabiskan hari-harinya dengan terbang mendekat ke langit-langit kaca dan menjauh dari persediaan makanan yang berlimpah.
Saya ingin berkata pada kawanan kupu-kupu itu, “Tidakkah kalian tahu bahwa segala yang kalian perlukan ada di dalam ruang kaca? Keadaan di luar itu dingin dan keras. Kalian akan mati dalam hitungan menit jika kalian mendapatkan yang kalian inginkan.”
Saya bertanya-tanya apakah itu merupakan pesan Allah bagi saya. Jadi saya pun bertanya kepada diri sendiri: Apakah aku begitu menginginkan hal-hal yang akan merusak hidupku? Apakah aku menggunakan tenagaku untuk meraih apa yang tidak aku butuhkan dan perlukan? Apakah aku mengabaikan pemeliharaan Allah yang melimpah karena aku membayangkan sesuatu yang tak dapat kucapai itu jauh lebih baik? Apakah selama ini aku menjalani imanku dengan setengah hati?
Allah memenuhi segala keperluan kita menurut kekayaan-Nya (Flp. 4:19). Alih-alih mengejar sesuatu yang tidak kita miliki, marilah kita membuka hati untuk menerima semua yang telah diberikan-Nya kepada kita dengan penuh syukur. —JAL
Semua yang kuperlu ada dalam Yesus;
Dia puaskan, sukacita Dia berikan; Hidupku takkan berarti tanpa-Nya, Semua kutemukan dalam Yesus. —Loes
Pemeliharaan Allah selalu mencukupkan kebutuhan kita.
Kadangkala saya juga berfikiran seperti penulis di atas. saya seringkali menginginkan sesuatu yang mungkin akan merosak hidup saya dan seringkali mengabaikan pemeliharaan Allah yang begitu sempurna. Keinginan-keinginan di dalam kehidupan saya membuatkan saya sering lupa bahawa Allah memenuhi segala keperluan hidup saya menurut Kekayaan-Nya.
Pada pagi ini, saya diingatkan untuk terus menyedari bahawa segala yang saya perlukan di dalam hidup saya ada di dalam Yesus. Oleh itu, saya haruslah terus bersyukur untuk segala yang Dia telah berikan di dalam kehidupan saya. Melihat daripada cerita rama-rama di atas yang sudah sebenarnya dipenuhi dengan segala keperluan seperti makanan namun tetap menginginkan kebebasan untuk ke luar yang membahayakan keselamatan mereka. apabila saya mengimajinasikan diri saya sebagai seekor kupu-kupu dalam cerita tersebut, saya menyedari bahawa Allah sudah menyediakan SEGALA sesuatu yang saya perlukan. tetapi seringkali dalam pemikiran dan dalam keinginan, saya seriang kali tidak menyedarinya dan mementingkan diri demi mencapai keinginan tersebut.
Saya bersyukur kerana belajar sesuatu yang mengubah pemikiran saya pada pagi ini. Dan saya berdoa agar Roh Kudus akan terus memeteraikan firman Tuhan yang telah saya baca ini agar saya terus diperingatkan untuk selalu bersyukur. :)
YEAH! PTL! :D
|
